RadarMadura.id, Jakarta Musim panas di Indonesia seakan tidak kunjung usai. Kondisi cuaca seperti ini, membuat orang tua perlu memberi perhatian ekstra pada anak. Sebab, sistem kekebalan tubuh anak belum berkembang dengan sempurna, sehingga musim panas berkepanjangan bisa saja memicu penyakit.
Ya, penyakit tidak hanya datang saat musim hujan tiba. Beberapa jenis penyakit juga bisa datang di musim panas dan menjadi wabah yang mengintai segala usia, khususnya anak-anak.
Beberapa penyakit yang dimaksud, antara lain:
Peralihan dari musim hujan ke musim panas merupakan waktu yang paling rentan terhadap penyakit demam berdarah. Seperti diketahui bahwa nyamuk Aedes aegypti berkembang biak pada musim hujan dengan bertelur di tempat-tempat yang tergenang air.
Peralihan dari musim hujan ke musim panas merupakan masa di mana nyamuk Aedes aegypti mencapai usia dewasa dan menularkan virus dengue ke manusia melalui gigitannya.
Itulah sebabnya demam berdarah tidak hanya perlu diwaspadai saat musim hujan saja, tapi juga saat masa peralihan dari musim hujan ke musim panas.
Batuk pilek pada anak memang identik dengan musim hujan. Namun, bukan berarti kondisi tersebut tidak bisa terjadi pada anak saat musim panas tiba.
Anak rentan terserang batuk pilek saat musim panas karena suhu udara tinggi dan udara kering dapat menyebabkan iritasi pada saluran napas. Risiko batuk pilek makin meningkat jika anak sering beraktivitas di tempat dengan intensitas paparan debu yang tinggi.
Gatal-gatal akibat alergi dan terbakar sinar matahari juga bisa terjadi pada anak saat musim panas. Pasalnya, teriknya matahari dan suhu udara yang tinggi bikin kulit si Kecil lebih mudah kering.
Kondisi kulit yang kering lebih mudah gatal dan digaruk, sehingga muncul luka yang memudahkan kuman untuk menyusup masuk dan menyebabkan infeksi.
Tak hanya karena itu, paparan sinar matahari yang intens dan berulang pada si Kecil juga dapat menyebabkan terjadinya luka bakar di kulit. Risiko ini makin tinggi jika anak sering beraktivitas di luar rumah tanpa perlindungan tabir surya atau pakaian yang menutupi tubuh.
Pada musim panas, lalat yang membawa kuman penyakit lebih mudah ditemukan.
Lalat tersebut dapat dengan mudah hinggap di makanan dan menyebabkan kontaminasi. Apabila si Kecil mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi, bukan tidak mungkin dirinya akan mengalami diare atau tifus di kemudian hari.
Musim panas bikin si Kecil lebih mudah mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Sebab, suhu tinggi dan udara yang kering membuat cairan tubuh lebih cepat menguap melalui pori-pori kulit.
Tak cuma itu, udara yang lembap di musim panas juga bisa membuat tubuh si Kecil sulit mengeluarkan panas yang terjebak di dalam tubuh.
Terjadinya kondisi tersebut mampu meningkatkan kemungkinan heatstroke, apalagi jika anak terlalu lama berada di luar rumah.
dr. Reza Fahlevi